Tiba-tiba saja terlintas dipikiranku,
dan jadi teringat dipikiranku dengan seorang teman. Entah itu nasehat, saran,
atau pilihannya sendiri. Ah,,,ya, aku ingat, itu pilihannya sendiri. Seseorang
yang juga menyukai Pink. Katanya, “lebih enak hidup dengan orang yang mencintai
kita, dari pada hidup dengan orang yang kita cintai”.
“Kalau kita berumah tangga dengan
orang yang mencintai kita, hidup itu jadi enak. Yang jelas, apa-apa kita yang
di utama’in,,,” itu kalimat masih jelas ku
dengar.
Sebagai manusia, aku juga akan bilang
“wajar”, karena di dalam buku kesehatan mental yang ditulis Bapak Anwar Sutoyo,
salah satu dosen di Unnes, manusia itu mempunyai kebutuhan untuk dicintai.
Tapi jika aku jadi manusia asing atau sebatang tamanam yang
terus menjalar mencari cahaya, yang mencintai tanpa logika,,,,Emmm,,,
Apa dia ingin selalu
di agung-agungkan seperti Ratu/Raja?
Apa dia terlalu
mencintai dirinya sendiri sehingga takut tersakiti bila mencintai?
Dia
egois? Memikirkan dirinya sendiri, memikirkan dirinya sendiri itu berarti masih
anak kecil, belum dewasa.
Kata Pink, orang dewasa itu orang
yang memikirkan orang lain, bukan orang yang memikirkan dirinya sendiri.
Ingin selalu di agung-agungkan,
selalu ditemani saat terhempas, tapi tak benar-benar ikhlas memahami orang yang
mencintai.
Itu egois.
Tak berani berkorban, itu hanya berani memilih tempat
yang pasti nyaman, bukan tempat berani. Dan kejujuran diperlukan dalam hidupmu,
tapi tidak semua kejujuran bisa diterima oleh orang lain. Bahkan banyak
kejujuran yang tak dihargai.
4 komentar:
dua duanya gak boleh ya?
Baiklah, saya milih mencintai. Karena saya ini khan aslinya cuek dan pelit, kalo mencintai, saya akan berubah menjadi peduli dan memberi..
saya condong mencintai ya karena seruuu jadi aktif
semoga cie ya bisa dua duanya mas, kan tomorrow never know. :-)
emmm,,,,setuju,,,:-)
Posting Komentar
Makasih ya dah komentar di Life is adventure