Lagi-lagi tak bisa memikirkan hal lain. Dia lagi yang muncul. Pink. Bahkan
One Peace mengalahkanku. Mencoba “membiasakan diri tanpanya” itu kata-kata yang
sangat menakutkan. Horor. Melebihi hantu mana pun. Yang tadinya merasa lapar,
jadi malas (tu,,,dihubungin ke dalam kebiasaanya dia lg,,L) makan. Hanya bisa
berbaring di atas kain beludru merah.
Memikirkannya.
Membaca pun tak bisa memahami.
Benarkah dia tak memikirkanku? Masih tidak begitu yakin. Dia,,,,,
Sulit ditebak. Terbuka tapi sulit. Sedih tapi tersenyum. Psikopat tapi
penyayang. Realistis yang agamis. Egois yang bisa ku terima dan tidak ku
inginkan. Penerima segalanya kecuali sejarah. Ya, sejarah,,,. Sejarah yang
mengerikan.
Sama mengerikannya dengan kata “membiasakan diri tanpanya”.
Berpura-pura jadi hitam, itu dia. Sikapnya yang aneh, membuatku tak bisa
meninggalkannya, ah,,bukan meninggalkannya tapi melepasnya. Masih tak rela. Rela
dan Iklas? Apa bedanya? Rasanya tak seringan yang ku ucap. Tetap belum bisa
iklas.
Saat bersamanya yang ku minta hanya satu(Tapi kalimatnya kuperpanjang,
hahaha):
Andai saja dunia ini tidak cair, tapi beku.
Realita yang tak berubah.
Alam ini tak bergerak.
0 komentar:
Posting Komentar
Makasih ya dah komentar di Life is adventure