Selasa, 14 Januari 2014 | By: Septi

BELLPALSY

Bellpalsy adalah penyakit yang menyerang syaraf wajah. Salah satu sisi wajahnya tidak bisa digerakkan dengan kata lain, mengalami kelumpuhan syaraf. Akan tetapi ini berbeda dengan stroke. Penyakit ini disebabkan karena virus yang membuat syaraf menjadi bengkak akibat infeksi. Biasanya bellpalsy itu terjadi karena cuaca dingin. Dan bellpalsy juga dapat menyerang siapa pun. Termasuk aku pernah diserangnya. Lebih dari 1 bulan.

Awal November 2013 kemarin, aku ada keperluan di kota Kudus. Dari Semarang ke Kudus mengendarai sepeda motor dengan ketebalan jaket yang tidak memadai untuk perjalanan jauh. Malamnya di Kudus itu hujan ditambah lagi si pemilik rumah pake kipas angin kalau tidur, walau kedinginan aku menahannya. Paginya aku selesaikan urusanku dan langsung balik ke Semarang.

Di Semarang, sepulang dari Kudus. Lidahku mulai merasa aneh, seperti menjadi lebih tebal. Adikku, Indah mengira kalau aku ingin makan yang segar-segar, jadi aku beli es cream. Beberapa jam setelahnya, ketika aku makan malam nasi ruwet di Patemon. Gejala kedua setelah lidah yang terasa tebal mulai muncul. Malam itu aku minum es teh. Mulutku sudah susah berbicara dan terasa susah untuk menyedot minuman. Aku sudah merasa takut, tapi tidak berani cerita pada teman di sebelahku. Aku hanya mengurangi porsi bicaraku dan berharap teman disebelahku tidak menyadarinya.

Aku teringat pada temanku yang pernah kena bellpalsy dan langsung menghubunginya, tapi tak mendapat respon. Jadi tak ada cara lain, menganalisa sendiri dengan bantuan om google.

Pagi harinya, aku benar-benar yakin atau lebih tepatnya berharap ini bukan stroke. Saat bercermin dan mengatakan huruf O, mulutku sudah tidak normal, untuk berbicara sudah agak susah, tidak bisa bersiul, mata sebelah kiri susah ditutup, alis sebelah kiri tidak bisa di angkat, dan senyumku pun sudah miring seperti jungkat-jungkit yg berat sebelah. Aku pun tidak bisa berkumur dengan benar.

Aku pulang ke Purbalingga, berkunjung ke dr. Tanji, doktor syaraf. Perkiraanku benar, aku terkena bellpalsy, bukan stroke. Dokter memberikan resep obat dan saran untuk terapi rawat jalan.

Selama 2 minggu aku melakukan terapi sinar di salah satu rumah Sakit di Purbalingga. Setiap dua hari sekali aku harus ke rumah sakit. Perubahannya sedikit sekali. Katanya harus banyak latihan dan sabar.

Tapi kemudian budeku, Rumyati nawarin aku buat ikut ke tukang pijit syaraf. Bareng pakde yang lagi sering pijit syaraf untuk mengobati penyakit strokenya.

Sakit. Bener-bener sakit, yangg dipijit memang hanya telapak kaki saja. Tapi sangat sakit rasanya. Dan hasilnya cukup memuaskan dari pada terapi sinar di rumah sakit. Tiga kali dipijit sudah hampir pulih. Dan sekarang mulai memijit-mijit sediri. 

0 komentar:

Posting Komentar

Makasih ya dah komentar di Life is adventure