Kamis, 31 Januari 2013 | By: Septi

Pilih mana Ya? Dicintai atau mencintai?

     Tiba-tiba saja terlintas dipikiranku, dan jadi teringat dipikiranku dengan seorang teman. Entah itu nasehat, saran, atau pilihannya sendiri. Ah,,,ya, aku ingat, itu pilihannya sendiri. Seseorang yang juga menyukai Pink. Katanya, “lebih enak hidup dengan orang yang mencintai kita, dari pada hidup dengan orang yang kita cintai”.

“Kalau kita berumah tangga dengan orang yang mencintai kita, hidup itu jadi enak. Yang jelas, apa-apa kita yang di utama’in,,,” itu kalimat masih jelas ku  dengar.

    Sebagai manusia, aku juga akan bilang “wajar”, karena di dalam buku kesehatan mental yang ditulis Bapak Anwar Sutoyo, salah satu dosen di Unnes, manusia itu mempunyai kebutuhan untuk dicintai.
Tapi jika aku jadi manusia asing atau sebatang tamanam yang terus menjalar mencari cahaya, yang mencintai tanpa logika,,,,Emmm,,,

Apa dia ingin selalu di agung-agungkan seperti Ratu/Raja?
Apa dia terlalu mencintai dirinya sendiri sehingga takut tersakiti bila mencintai?
Dia egois? Memikirkan dirinya sendiri, memikirkan dirinya sendiri itu berarti masih anak kecil, belum dewasa.

     Kata Pink, orang dewasa itu orang yang memikirkan orang lain, bukan orang yang memikirkan dirinya sendiri.
Ingin selalu di agung-agungkan, selalu ditemani saat terhempas, tapi tak benar-benar ikhlas memahami orang yang mencintai.
Itu egois.
        Tak berani berkorban, itu hanya berani memilih tempat yang pasti nyaman, bukan tempat berani. Dan kejujuran diperlukan dalam hidupmu, tapi tidak semua kejujuran bisa diterima oleh orang lain. Bahkan banyak kejujuran yang tak dihargai.
Senin, 07 Januari 2013 | By: Septi

Kabut itu memang berbeda dengan hujan.
Tak sepenuhnya.
Tak terasa seperti lembutnya angin pagi.
Meski lembut dan tak terasa tapi tetap membuatmu basah.
Datangnya tak terduga. Dan tak menusuk-nusuk seperti hujan.
Manusia itu seperti awan, tak bisa ditebak hanya bisa diperkirakan.
Pukul  12.49 masih biru dan segar.
Pukul 13.12 kelabu dan mengerikan. 
Rabu, 02 Januari 2013 | By: Septi

DAUN


     Fungsi dari daun dalam tumbuhan itu salah satunya adalah fotosintesis, tempat membuat makanan yang berlangsung dibagian klorofil. Klorofil adalah dapurnya. Dapur dalam sebuah kisah asmara. Dimana ada dapur, disitu ada makanan. Makanan yang penuh dengan berbagai rasa.
     Ada rasa pahit daun pepaya, seperti pertengkaran yang membuat kita marah satu sama lain akan terasa pahit. Meski rasanya pahit dan susah ditelan, tapi kita jadi bisa tahu apa yang tidak disukai oleh pasangan kita.
     Akan ada rasa manis saat kita memasakkan spageti untuk sang kekasih. Walau hasilnya terasa asin, tapi sang kekasih menghabiskannya.
     Meskipun sang kekasih melahap semua spageti asin yang kita masak. Dia akan memberi kejujuran “Spagetinya terlalu asin”. Pujian yang tidak manis juga tidak pahit, bukankah ini asam. Seperti orang-orang pada umumnya, disuasana tertentu menginginkan dan merindukan rasa asam stroberi, nanas, cuka dan asam lainya. Dan dilain hari sang kekasih akan bilang “Bisa masakin nasi magelang buatku?”.

      Keringat tidak sama dengan garam, tapi rasanya sama-sama asin. Asin. Seperti saat kita ingin tahu apa yang sedang dilakukan kekasih kita. Jika terlalu banyak rasa ingin tahu kita, lama-lama Dia akan bosan. Tapi jika tak ada rasa ingin tahu, juga akan terasa hambar. Makanan akan terasa enak jika takaran keasinannya itu pas.