Senin, 25 Maret 2013 | By: Septi

Kolam Renang Tirto Asri Walik, Purbalingga


Minggu pagi, 6 a.m ibuku biasa berenang. Dulu aku sempet sering ikut, tapi sekarang udaranya agak dingin, jadi males. Naah,,,kemarin aku coba ikut, tapi engga berenang. Dingin. Aku naik motor ma ibu, engga sampai 5 menit udah sampai.

Pintu masuk kolam renang

Parkirannya udah cukup luas,,,,nah, biasanya lo pagi-pagi yang berenang itu justru para lansia yang bermobil. Jangan harap ada cewek-cowok sexi. Paling-paling tar siangan dikit jam 8 udah mulai ada yang muda-muda. Athlete juga sering latihan disini.
Karcis sebenarnya itu Rp 10.000,-, tu,,,murahkan? Bisa berenang sepuasnya dengan air yang bersih dan segar. Tapi buat yang udah langganan kayak ibuku, bisa beli karcis dengan setengah harga. Sekali beli minimal 10 karcis.
Tempat membeli karcis

Aku sempat tanya sama nenek-nenek yang lagi istirahat. SiNenek ini katanya rutin, satu minggu dua kali berenang. Rumahnya di Purwokerto. Wuuuiiihh,,,lumayan ya, setengah jam perjalanan. Padahal di Purwokerto kan juga ada kolam renang. Tapi katanya airnya engga sesegar di Walik.
Buat anak-anak umur 2-4 tahunan biasanya berenang di sini ne,,,,
Kolam renang buat balita
Ada ember tumpahnya,,,

Terus kalau yang suka main seluncur seluncuran ada juga  ne,,,,


Tingkat kedalaman paling dalam ada disini, engga ada keterangannya,,,tapi aku perkirakan sekitar 3 meteran. Biasanya buat yang udah ahli kayak ibuku ne,,,

My Mother yang mau berenang

Ada tempat makannya juga, banyak pilihan, murah-murah. Mendoannya aja masih Rp 500,-/biji. Murah, enak, apalagi kalau makan mendoannya ditambah sama bumbu kacang,,,,emmm.

Kalau masih laper juga, kamu bisa nangkep ikan dan di bakar, tapi kalau kamu ditangkep sama petugas jaga, aku engga ikut-ikutan ya,,,

Engga perlu takut mau duduk dimana,,,banyak tempat duduk kok,,,,


Tamannya juga lumayan luas,,,,

Nah,,,pada tertarik berkunjung ga???
Senin, 04 Maret 2013 | By: Septi

Filosofi Himawari


Himawari (Jepang), itu nama belakang Facebookku, dalam bahasa Inggris berarti sun flower, dalam bahasa Jerman berarti Sonnenblume, dalam bahasa Indonesia dinamakan bunga matahari dan kata Bapakku yang orang jawa lebih suka mengatakan kembang srengenge.

Aku suka sekali dengan himawari meski aku engga suka pake baju warna kuning. Aku menyukainya sudah lumayan lama, tanpa tahu apa yang terkandung dalam bunga itu kecuali bijinya yang bisa dimakan. Kenapa aku suka himawari?? Bukan mawar atau tulip? Ya,,,suka suka aku dong, dari pada aku milih bunga bangkai,,,aku kan bukan cucu buyutnya Stamford Raffles.

Yang terlintas dalam pikiran teman-teman di facebook, himawari itu hanya seorang bayi perempuan kecil, adeknya sinchan. L himawari yang suka lihat cowok ganteng, doyan diskon, dan lebih suka perhiasan dari pada boneka barbie. Padahal yang aku maksud himawari itu ya bunga matahari....

Sebenarnya ada filosofi spesial kenapa aku suka himawari. Karena aku ingin seperti himawari. Dan aku penasaran dengan nama ilmiah himawari, jadi aku tanya ke Kenek (Kakek-Nenek, ku sebut kenek karena sebenernya aku engga tahu bergender apa) wikipedia. Helianthus annuus Linn itulah nama ilmiahnya, annuusnya itu engga enak didenger ya.

Saat melihat himawari rasanya seperti saat musim panas yang menyenangkan. Penuh keceriaan. Semangat yang besar. Tidak menyerah pada harapanku. Dan tiba-tiba sesosok angel kecil bersayap langsung menyanyikan ost Buzzer Beat disisi telinga kananku.  Lalu angel kecil lainnya yang berbeda gender pun ikut datang menyanyikan lagu yui yang summer song disisi telinga kiriku.

Bertahan atau melepaskan, itu tergantung hatimu. Dan himawari akan memilih bertahan, setia dengan mengikuti matahari. Kemana pun matahari pergi, himawari akan menghadap padanya. Saat matahari pagi disebelah timur, himawari akan menghadap ke timur. Lalu matahari terbenam disebelah barat, himawari pun akan menghadap ke barat.

Memang, himawari tak seanggun dan seindah bunga mawar, tapi himawari mengajarkanku ketegaran hidup. Tumbuh sendiri tanpa ada banyak yang melihat. Ada yang bilang, himawari itu mengisyaratkan sebuah makna kesetiaan sebuah pengharapan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Tegar menunggu dalam kesendirian.
Dari sisi manfaatnya himawari bukan hanya bijinya saja yang bisa dibikin cemilan kuaci. Daunnya bisa buat pupuk dan sumber minyak. Banyak sekali manfaatnya. Aku pun ingin bisa bermanfaat buat orang lain.

Itulah himawari yang mencoba berfilosofi himawari




Jumat, 01 Maret 2013 | By: Septi

Sahabat


Di Kamus Besar Bahasa Indonesia...teman dan sahabat itu hampir sama. Bedanya hanya pada kekentalannya. Teman itu seperti bubur kacang ijo, sedangkan sahabat itu seperti bubur sumsum (ada yang menyebut bubur putih, bubur dari tepung beras ketan putih, halus dan kental).
Sebagian orang-orang disekitarku bilang sahabat itu seperti :

Arti sahabat? Dia yang mau jujur, terbuka dan mengingatkan ketika sahabatnya salah.
By Shelly Veronica Piri, seorang pengantin baru

Sahabat itu sepertimu
By Farikha Wahyu Lestari, Mahasiswa S2

Sahabat itu seperti kepompong
By Lukman Mutaqin, Sastrawan

Sahabat itu yang bisa mengerti keadaan kita, walaupun kita jauh.
By Ica, guru olah raga

Sahabbat itu seperti saudara sendiri, susah senang selalu bersama
By Sari Purnawiani, Wiraswasta

Sahabat adalah orang yang selalu menemani suka dan duka.
By Drajat Ariyanti, guru SMP

Sahabat adalah teman yang mau ku ajak menjaili anak laki-laki
By Dilla, 7 tahun

Sahabat adalah sahabat yang menemaniku disaat aku sedang bersedih, dia yang menghiburku dari kesepian.
By Inayah Putri Laras, 12 tahun

Sebagai orang yang bisa diajak cerita mengenai senang dan susahnya yang sedang dialami saya. Jika cerita yang diobrolkan menyenangkan maka ia pun ikut merasakan kesenanganku dan mendukung sepenuhnya. Dan jika cerita itu tidak menyenangkan atau pun menyedihkan maka ia pun tidak segan-segan untuk membantu mencari solusi yang terbaik dan diiringi oleh pemikiran yang logis pula.
By Suroso, guru SD

Sahabat itu mau menemanimu makan mie goreng di tengah malam, menemanimu membuka mata sampai pagi hanya untuk membahas DeDavinci Code, dan memborong tugas satu semester dari dosen dalam satu malam.
Sahabat itu akan memarahimu ketika kamu malas mengerjakan skripsi, memelukmu ketika kamu menangis karena skripsimu ditolak terus menerus oleh dosen, dan menyisakan sambal buatannya meski hanya tinggal secuil.
Sahabat itu mau mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan aneh yang dianggap orang lain itu engga penting, dan membagi ilmu yang ada di otaknya.
By Septi Rahmawati, penikmat kehidupan

Begitulah berbagai isi yang dihasilkan berbagai orang. Ini hanya setitik debu dari padang pasir.